Jumat, 28 April 2017

Review Jurnal Tugas Akuntansi Komparatif Amerika dan Asia



Review Jurnal
Akuntansi Komparatif Amerika dan Asia
Kelompok: 5
Disusun Oleh:
1.         Chrisstary Repia S Ginting                ( 21213910 )
2.         Ellysa Sri Utami                                ( 22213872 )
3.         Heru Purnomo                                   ( 24213095 )
4.         Paskal Perdana                                  ( 26213834 )
5.         Ussie Novitasari                                ( 29213064 )
Tanggal : 29 April 2017

Judul               :  Analisis Komparasi Kinerja Pasar Modal Di Indonesia,
                           Hongkong, China, Inggris Dan Amerika
   Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
   Universitas Sam Ratulangi
Penulis             : Yulein Rahamis ( Yuleinrahamis@yahoo.co.id)

Tujuan Penelitian    :
Untuk membandingkan kinerja pasar modal Indonesia dengan pasar  modal Hongkong, China, Inggris, dan Amerika. Perbandingan dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Return Market, data yang digunakan adalah Bursa Efek Indonesia (IDX), Shenyang Commercial City, Hongkong Stock Exchange, London Stock Exchange dan Nasdaq Composite.

Latar Belakang       :
Pada era globalisasi dan kesepakatan kerja sama antar negara sangat berpengaruh terhadap pasar modal dunia, sehingga terjadi pola investasi dari pola official development assistance (ODA ) dan foreign Direct Investment (FDI) ke pola portofolio. Seperti diketahui arus investasi melalui official development assistance (ODA ) dan foreign Direct Investment (FDI) umumnya menggunakan sarana pemerintah yang disebut sebagai sovereign borrowers, atau melalui kedaulatan wilayah yang disebut sovereign borders. Sedangkan investasi portofolio, terutama dalam bentuk saham atau sekuritas umumnya bersifat private dan tidak mengenal batas kedaulatan suatu negara. Aliran dana akan mudah keluar masuk ke dalam suatu negara, dan hanya mempertimbangkan efisiensi pasar dan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya investasi.
Berdasarkan komposisi kepemilikan efek yang tercatat dalam penitipan kolektif Kustodian Sentral Efek Indonesia, nilai kepemilikan saham oleh pemodal lokal pada yang tangguh dan berdaya saing global. Pada tahun 2013 dalam laporan Departemen Keuangan Bappepam menyatakan perkembangan perdagangan efek pada tahun 2013 dilihat dari faktor eksternal, perlambatan ekonomi global berdampak pada penurunan kinerja bursa efek dikawasan regional maupun global. pelemahan indiKator perekonomian pada indeks harga saham gabungan terkoreksi dan bergerak fluktuatif. Penurunan IHSG menjadi indikator turunnya harga-harga saham di bursa. ketika pasar terkoreksi, bisa dipastikan nilai asset investasi pemodal akan berkurang. Pengurangan bisa berakibat berubahnya besaran alokasi asset di tiap-tiap instrument investasi. Sesuai prinsip diverifikasi, investasi setiap pemodal tidak disarankan hanya terkonsentrasi pada satu atau dua jenis instrument Pemulihan ekonomi dunia masih bergantung pada perekonomian negara-negara berkembang terutama di Asia. Namun demikian, beberapa negara berkembang juga menghadapi masalah menurunnya kinerja ekspor akibat melemahnya kondisi perekonomian global. Kinerja perekonomian global pada tahun 2013 berlangsung tidak sesuai harapan dan melemah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pembahasan
Pengujian Pada IHSG
Data olahan menggunakan bantuan software program SPSS versi 18 for windows. Hasil analisis menunjukan tingkat signifikan 0.00 artinya hipotesa diterima atau ada perbedaan yang signifikan pada kinerja Pasar Modal Indonesia, Pasar Modal China, Pasar Modal Inggris, dan Pasar Modal Amerika dilihat dari indikator IHSG, sebab tingkat signifikan lebih kecil dari pada tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 0.05. Alasan adanya signifikan dikarenakan adanya faktor-faktor yang terjadi akibat ekonomi global yang dihadapkan pada krisis.
operation and Development (OECD) memperkirakan bahwa, pada tahun 2013 secara keseluruhan perekonomian dunia akan menunjukkan pemulihan, namun penyelesaian krisis di Eropa yang berlangsung dalam waktu lama kemungkinan akan menyebabkan ekonomi Eropa tertinggal dari pemulihan ekonomi global. Penelitian ini menyetujui peneletian terdahulu oleh Singh et al. (2011) yang menyatakan bahwa secara empiris GDP memiliki pengaruh terhadap harga saham portofolio, GDP adalah pendapatan yang diperoleh atas penjualan barang maupun jasa yang menggambarka tingkat kesejahteraan masyarakat  dalam suatu periode tertentu.
Pada analisis tambahan yakni dari tingkat korelasi yang ditunjukan dari lima pasar modal tersebut dari ditemukan hasil bahwa :
1.      Pasar modal Indonesia dan Pasar Modal Negara-negara berkembang seperti Hongkong, China memilki tingkat korelasi yang sangat lemah.
2.      Pasar Modal Indonesia dan Pasar modal dari Negara-negara yang sudah berkembang seperti Inggris dan Amerika memilki tingkat korelasi yang sangat kuat.

 
Pengujian Pada Return Market
Analisis perbandingan menggunakan indikator return market, Return market merupakan keuntungan pasar akibat selisih transaksi jual dengan transaksi beli secara komposit. Data olahan menggunakan bantuan software program SPSS versi 18 for windows.
Hasil analisis menujukan tingkat signifikan 0.940 artinya hipotesa ditolak atau tidak ada perbedaan kinerja Pasar Modal  Indonesia, Pasar Modal China, Pasar Modal Inggris, dan pasar Modal Amerika dilihat dari indikator Return Market. Sebab tingkat signifikan 0.197 lebih besar dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 0.05.  Hipotesa ke dua diukur dengan Return Market, Return saham adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh seorang investor ketika menanamkan modalnya pada suatu saham di perusahaan tertentu. Tingkat return saham yang baik didukung oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi.
Analisis Tambahan : Uji korelasi Return Market antara Pasar Modal. Berdasarkan Data olahan menggunakan bantuan software program SPSS versi 18 for windows maka diperoleh Uji   Correlation Return Market antar Pasar Modal . Pasar Modal Hongkong terhadap Pasar Modal Indonesia dinilai dari Return Market maka hasil yang dapat sesuai dengan nilai pada Pearson Correlation sebagai ukuran korelasi berada pada angka -0.400 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa memiliki korelasi yang sangat lemah. Pasar Modal China terhadap pasar modal Indonesia dinilai dari Return Market maka hasil yang dapat sesuai dengan nilai pada Pearson Correlation sebagai ukuran korelasi berada pada angka -0.36 dengan Amerika dan Eropa, akan tetapi meskipun dari hasil signifikan diambil dari indeks harga gabungan memilki perbedaan kinerja hal ini dikarenakan perbedaan keadaan ekonomi dan volatilitas investor yang melakukan transaksi sedangkan tingkat korelasi memiliki korelasi yang sangat kuat yang ditunjukan oleh Negara seperti Amerika dan Eropa, hal inilah yang mengakibatkan hasil signifikan pada return market tidak ada perbedaan yang signifikan karena adanya Negara emerging market sangat cepat bereaksi seiring dengan integrasi pasar keungan dunia.

Kesimpulan
Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan menggunakan Uji Beda Anova diukur melalui IHSG pasar modal Indonesia, China, Hogkong, Inggris dan Amerika sinifikan artinya ada perbedaan kinerja pasar modal. (2) Dengan menggunakan Uji Beda Anova, diukur Return Market Pasar modal Indonesia, China, Hongkong, Inggris da Amerika,tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan kinerja.
Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar