Review Jurnal
Akuntansi Komparatif Amerika dan
Asia
Kelompok:
5
Disusun
Oleh:
1.
Chrisstary Repia S Ginting ( 21213910 )
2.
Ellysa Sri Utami ( 22213872 )
3.
Heru Purnomo ( 24213095 )
4.
Paskal Perdana ( 26213834 )
5.
Ussie Novitasari ( 29213064 )
Tanggal
: 29 April 2017
Judul : Analisis
Komparasi Kinerja Pasar Modal Di Indonesia,
Hongkong, China,
Inggris Dan Amerika
Program Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi
Penulis :
Yulein Rahamis ( Yuleinrahamis@yahoo.co.id)
Tujuan
Penelitian :
Untuk membandingkan
kinerja pasar modal Indonesia dengan pasar
modal Hongkong, China, Inggris, dan Amerika. Perbandingan dilakukan
dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Return Market, data
yang digunakan adalah Bursa Efek Indonesia (IDX), Shenyang Commercial City,
Hongkong Stock Exchange, London Stock Exchange dan Nasdaq Composite.
Latar
Belakang :
Pada era globalisasi
dan kesepakatan kerja sama antar negara sangat berpengaruh terhadap pasar modal
dunia, sehingga terjadi pola investasi dari pola official development
assistance (ODA ) dan foreign Direct Investment (FDI) ke pola portofolio.
Seperti diketahui arus investasi melalui official development assistance (ODA )
dan foreign Direct Investment (FDI) umumnya menggunakan sarana pemerintah yang
disebut sebagai sovereign borrowers, atau melalui kedaulatan wilayah yang
disebut sovereign borders. Sedangkan investasi portofolio, terutama dalam
bentuk saham atau sekuritas umumnya bersifat private dan tidak mengenal batas
kedaulatan suatu negara. Aliran dana akan mudah keluar masuk ke dalam suatu
negara, dan hanya mempertimbangkan efisiensi pasar dan iklim yang kondusif bagi
tumbuhnya investasi.
Berdasarkan komposisi kepemilikan
efek yang tercatat dalam penitipan kolektif Kustodian Sentral Efek Indonesia,
nilai kepemilikan saham oleh pemodal lokal pada yang tangguh dan berdaya saing
global. Pada tahun 2013 dalam laporan Departemen Keuangan
Bappepam menyatakan perkembangan perdagangan efek pada tahun 2013 dilihat dari
faktor eksternal, perlambatan ekonomi global berdampak pada penurunan kinerja
bursa efek dikawasan regional maupun global. pelemahan indiKator perekonomian
pada indeks harga saham gabungan terkoreksi dan bergerak fluktuatif. Penurunan IHSG menjadi indikator
turunnya harga-harga saham di bursa. ketika pasar terkoreksi, bisa dipastikan
nilai asset investasi pemodal akan berkurang. Pengurangan bisa berakibat
berubahnya besaran alokasi asset di tiap-tiap instrument investasi. Sesuai
prinsip diverifikasi, investasi setiap pemodal tidak disarankan hanya
terkonsentrasi pada satu atau dua jenis instrument Pemulihan
ekonomi dunia masih bergantung pada perekonomian negara-negara berkembang
terutama di Asia. Namun demikian, beberapa negara berkembang juga menghadapi
masalah menurunnya kinerja ekspor akibat melemahnya kondisi perekonomian
global. Kinerja perekonomian global pada tahun 2013 berlangsung tidak
sesuai harapan dan melemah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pembahasan
Pengujian
Pada IHSG
Data
olahan menggunakan bantuan software
program SPSS versi 18 for windows. Hasil
analisis menunjukan tingkat signifikan 0.00 artinya hipotesa diterima atau ada
perbedaan yang signifikan pada kinerja Pasar Modal Indonesia, Pasar Modal
China, Pasar Modal Inggris, dan Pasar Modal Amerika dilihat dari indikator
IHSG, sebab tingkat signifikan lebih kecil dari pada tingkat signifikan yang
ditentukan yaitu 0.05. Alasan adanya signifikan dikarenakan
adanya faktor-faktor yang terjadi akibat ekonomi global yang dihadapkan pada
krisis.
operation
and Development (OECD) memperkirakan bahwa, pada tahun
2013 secara keseluruhan perekonomian dunia akan menunjukkan pemulihan, namun
penyelesaian krisis di Eropa yang berlangsung dalam waktu lama kemungkinan akan
menyebabkan ekonomi Eropa tertinggal dari pemulihan ekonomi global. Penelitian
ini menyetujui peneletian terdahulu oleh Singh et al. (2011) yang menyatakan bahwa secara empiris GDP memiliki
pengaruh terhadap harga saham portofolio, GDP adalah pendapatan yang diperoleh
atas penjualan barang maupun jasa yang menggambarka tingkat kesejahteraan
masyarakat dalam suatu periode tertentu.
Pada analisis tambahan
yakni dari tingkat korelasi yang ditunjukan dari lima pasar modal tersebut dari
ditemukan hasil bahwa :
1. Pasar
modal Indonesia dan Pasar Modal Negara-negara berkembang seperti Hongkong,
China memilki tingkat korelasi yang sangat lemah.
2. Pasar
Modal Indonesia dan Pasar modal dari Negara-negara yang sudah berkembang
seperti Inggris dan Amerika memilki tingkat korelasi yang sangat kuat.
Pengujian Pada Return Market
Analisis perbandingan
menggunakan indikator return market, Return market merupakan keuntungan pasar
akibat selisih transaksi jual dengan transaksi beli secara komposit. Data
olahan menggunakan bantuan software
program SPSS versi 18 for windows.
Hasil
analisis menujukan tingkat signifikan 0.940 artinya hipotesa ditolak atau tidak ada
perbedaan kinerja Pasar Modal Indonesia, Pasar Modal China, Pasar Modal
Inggris, dan pasar Modal Amerika dilihat dari indikator Return Market. Sebab tingkat signifikan 0.197
lebih besar dari tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 0.05. Hipotesa ke dua diukur dengan Return Market, Return
saham
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh seorang investor ketika
menanamkan modalnya pada suatu saham di perusahaan tertentu. Tingkat return saham
yang baik didukung oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi.
Analisis
Tambahan : Uji korelasi Return Market antara Pasar Modal. Berdasarkan Data
olahan menggunakan bantuan software
program SPSS versi 18 for windows maka diperoleh Uji Correlation Return Market antar Pasar Modal
. Pasar Modal Hongkong terhadap Pasar Modal Indonesia dinilai dari Return
Market maka hasil yang dapat sesuai dengan nilai pada Pearson Correlation
sebagai ukuran korelasi berada pada angka -0.400 dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa memiliki korelasi yang sangat lemah. Pasar Modal China
terhadap pasar modal Indonesia dinilai dari Return Market maka hasil yang dapat
sesuai dengan nilai pada Pearson Correlation sebagai ukuran korelasi berada
pada angka -0.36 dengan Amerika dan Eropa, akan tetapi meskipun
dari hasil signifikan diambil dari indeks harga gabungan memilki perbedaan
kinerja hal ini dikarenakan perbedaan keadaan ekonomi dan volatilitas investor
yang melakukan transaksi sedangkan tingkat korelasi memiliki korelasi yang
sangat kuat yang ditunjukan oleh Negara seperti Amerika dan Eropa, hal inilah
yang mengakibatkan hasil signifikan pada return market tidak ada perbedaan yang
signifikan karena adanya Negara emerging market sangat cepat bereaksi seiring
dengan integrasi pasar keungan dunia.
Kesimpulan
Hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Dengan menggunakan Uji Beda Anova
diukur melalui IHSG pasar modal Indonesia, China, Hogkong, Inggris dan Amerika
sinifikan artinya ada perbedaan kinerja pasar modal. (2) Dengan menggunakan Uji
Beda Anova, diukur Return Market Pasar modal Indonesia, China, Hongkong,
Inggris da Amerika,tidak signifikan artinya tidak ada perbedaan kinerja.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar